25 September 2007
Hari ini aku akhirnya berkonsultasi ke ahlinya untuk memeriksakan kondisi kesehatan kami..
Pilihannya kami ke Fertily Clinic di Siloam Hospitals (dulu RS Budi Mulia), Surabaya.. Nama dokternya Dr. Aucky Hinting, Sp.And
Test pertama adalah kondisi fisik organ reproduksi kami... kemudian suami diminta untuk test sperma.
Sperma bisa dikeluarkan di Rumah Sakit atau dirumah, asalkan harus tiba di Laboraturium paling lama 1 jam setelah dikeluarkan..
Hasil test, kondisi sperma baik, ada sedikit kuman.. Untuk itu diberikan antobiotik..
Di mulut Rahim ku juga ditemukan luka.. jadi aku juga diberi antibiotik..
Kami memutuskan untuk memeriksakan diri karena kami pikir, buat apa ditunda-tunda lagi? Kalau kondisinya jelas sekarang, kami bisa segera bikin rencana masa depan yang berbeda... karena jika tanpa anak, mungkin kami akan memutuskan untuk mencari pengalaman hidup di luar negeri, atau traveling kemana tanpa tanggunggan anak2, atau aku akan memutuskan untuk fokus dikarir..
Aku sering mendengar cerita, tentang pasangan-pasangan yang belum dikaruniai anak, dari beberapa pasangan tersebut, beberapa hanya salah satu yang memeriksakan diri.. biasanya sih para suami yang tidak mau diperiksa kondisi kesehatan reproduksinya.. and i think that was bodoh and pengecut..
Bodoh, karena jika yang bermasalah adalah sperma kan bisa segera diobati? Yang kedua, test2 itu tidak murah... jika sang istri diperiksa macem2 dan ternyata yang bermasalah suami.. kan ya buang2 duit??
Pengecut, karena aku pikir pria yang tidak mau diperiksa kesehatan reproduksinya, berarti merasa ke-maskulinannya hanya diukur dari kemampuannya menghamili (hehehe... vulgar).. dan dia tidak berani untuk mengetahui kebenaran tentang kondisi dirinya.
Aku bersyukur karena aku dan suami sangat kompak dalam mengatasi masalah ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar