Jurnal perjalanan memiliki anak, dari pemeriksaan medis hingga perasaan-perasaan selama perjalanan
Senin, 16 Juni 2008
The insemination 'n the result
semoga tidak ada yang kedua, dst
Untuk inseminasi, pagi2 aku dan suami harus menyerahkan sperma yang sudah dimasukkan dalam tabung yang diberikan oleh pihak clinic..
Kami memilih untuk mengeluarkannya di rumah, karena jarak rumah dan Siloam Hospital hanya 15 menit.
jam 7.20 aku tiba di siloam..
Aku diminta tunggu 45-60 menit, mereka akan memproses spermanya..
Menjelang inseminasi, aku diminta untuk tidak buang air kecil, bahkan disuruh minum. Tujuannya agar kandung kemih agak penuh, sehingga waktu USG rahim akan akan terlihat bagus..
jam 8.30 aku memulai proses inseminasi..
seperti biasa.. i have to strip from waist, dan duduk di kursi pemeriksaan.
Yang melakukan inseminasi dr. Widi (dokternya sabar banget, ramah juga.. )
Karena bentuk rahim ku yang 'special' membuat pada awalnya dr. Widi agak kesulitan untuk memasukkan cateternya kedalam rahim..
Setelah cateter sampai di rahim, maka sperma disemprotkan...
oh ya, seluruh prosesnya aku mengikuti lewat layar USG..
Setelah selesai, dr. Widi bilang katanya sih seharusnya nggak perlu tiduran, karena secara teknis gak mungkin spermanya tumpah, karena sudah berada di dalam rahim. Tapi oleh susternya kursinya ditidurkan, jadi ya aku pilih istirahat sebentar..
Setelah beberapa menit, aku bangun, dan pulang..
Seharian aku coba untuk tidak banyak beraktivitas, kebanyakan hanya tiduran di ranjang dan nonton TV.. dan membatasi agar tidak banyak naik turun tangga (kamarku ada di lantai 2)
Hari hari berjalan lambat banget..
aku sudah penasaran.. aku hamil gak ya?
Dan hasilnya........
kemarin aku mens..
Sedih. Kecewa. Kuatir..
Bulan ini aku akan mencoba lagi...
oh ya, ini informasi biaya insem di Siloam :
inseminasi : 1 juta (600 untuk sperm wash, 400 untuk inseminasinya)
suntik pecah telur : 300rb (sesuai kebutuhan pasien)
suntik hormon : @ 500rb (sesuai kebutuhan pasien)
USG : @ 150
Cek darah (estradiol) : 150 rb
Senin, 28 April 2008
HSG
HSG Test..
Oya aku baru inget, Dr. Aucky sebetulnya ingin menyarankan aku HSG bulan Desember, tapi dia bilang, nanti aja tahun depan, jangan waktu2 liburan, nti ndak enak.. gak isa liburan..
waktu itu aku nggak ngerti maksudnya.. setelah menjalani testnya, aku baru tau....
Tahun 2008 ini juga pas aku memutuskan untuk berhenti bekerja. Jadi mulai 1 Januari 2008, aku sudah resmi tidak bekerja, dengan harapan agar badanku lebih beristirahat, dan pikiran fresh (demi menurunkan prolaktin)
The test.
Test dilakukan di Pramita.. untung banget waktu itu ada promo BCA. Jadi didiskon 15%, totalnya jadi 446.250. lumayan.. dapet diskon hampir 80 rb
The doctor : Dr. Nifa
The process....
Pertama, aku diminta ganti baju dengan jubah, seperti jubah mandi. Kemudian diminta berbaring di meja rontgent.. dingin2 gitu... Tidurnya diujung meja rontgent.. karena organ dalam mau diutak atik sama dokter.. (untung dokternya cewek.. jadi lebih nggak risih, walaupun ya tetep risih juga sih )
Terasa ada alat yang dimasukkan, aku nggak liat.. rada ngeri sih.. Dia mengatakan ada sisa darah haid, dan minta ijin untuk dibersihkan.. aku ok ok aja. Selama proses kadang terasa seperti sakit mens (dilep), batas rasa tidak nyamannya masih bisa aku terima.
Setelah selesai dibersihkan baru cairan itu dimasukkan.. rasanya nyeri seperti dilep.. Kemudian aku disiapkan untuk difoto.. diminta berpose maksudnya.. ada yang baring biasa, ada yang miring kiri dan kanan. terus selesai.
Dari foto tersebut, aku dibritau Dr. Nifa bahwa rahimku terbalik.. aku sih nggak seberapa ngerti..
Selesai proses. aku diminta berbaring dulu (istirahat) 15 menit.. selama itu Dr. Nifa ngajak ngobrol2.. dia kasih banyak saran2 supaya aku cepet hamil.. seperti ibu ke anaknya gitu... hehehe....
beberapa sarannya...
- Setelah ML, baring dengan pantat diganjal bantal -2 kalo perlu- trus kaki diangkat ke dinding.
- Sebelum ML buang air kecil dulu, supaya nti setelah selesai nggak keburu bangun gara2 kebelet pipis
- Suami tidur dulu 1-2 jam sebelum ML, supaya kualitas spermanya bagus
- Gak perlu orgasme... hehehe...(yang ini vulgar banget...:p)
Pulang dari Lab, aku baru bener2 ngeh apa maksud perkataan Dr. Aucky yang dia menunda HSG supaya tidak dilakukan bulan Desember.. 2 jam setelah aku sampai rumah.. perutku kram... a very heavy cramp!!
aku cuman bisa mlungker di atas ranjang, sambil gak bisa menahan air mata... gile.. gak pernah aku ngerasa sakit kayak gitu.. aku minum ponstan 500mg gak mempan.... aku kompres pakai bantal panas, dan akhirnya aku tertidur..
Aku bangun 2 jam kemudian, udah much better... tapi masih belum bisa berjalan tegak.. masih tertatih2.. sampai besok lusanya..
Sebetulnya sih proses HSG gak menyakitkan, tapi dalam kasusku ini, aku menduga bahwa aku di kiret.. dokter bilang dia akan membersihkan sisa2 darah haid... yah... aku berkesimpulan aku dikiret, dengan bius lokal.. that's why ketika aku pulang rumah, bius habis...
Dari beberapa artikel yang aku baca, kemungkinan besar untuk hamil setelah HSG cukup tinggi. rata2 3 bulan pertama langsung hamil...
I wish.....
Jumat, 11 April 2008
First visit to fertility specialist
Hari ini aku akhirnya berkonsultasi ke ahlinya untuk memeriksakan kondisi kesehatan kami..
Pilihannya kami ke Fertily Clinic di Siloam Hospitals (dulu RS Budi Mulia), Surabaya.. Nama dokternya Dr. Aucky Hinting, Sp.And
Test pertama adalah kondisi fisik organ reproduksi kami... kemudian suami diminta untuk test sperma.
Sperma bisa dikeluarkan di Rumah Sakit atau dirumah, asalkan harus tiba di Laboraturium paling lama 1 jam setelah dikeluarkan..
Hasil test, kondisi sperma baik, ada sedikit kuman.. Untuk itu diberikan antobiotik..
Di mulut Rahim ku juga ditemukan luka.. jadi aku juga diberi antibiotik..
Kami memutuskan untuk memeriksakan diri karena kami pikir, buat apa ditunda-tunda lagi? Kalau kondisinya jelas sekarang, kami bisa segera bikin rencana masa depan yang berbeda... karena jika tanpa anak, mungkin kami akan memutuskan untuk mencari pengalaman hidup di luar negeri, atau traveling kemana tanpa tanggunggan anak2, atau aku akan memutuskan untuk fokus dikarir..
Aku sering mendengar cerita, tentang pasangan-pasangan yang belum dikaruniai anak, dari beberapa pasangan tersebut, beberapa hanya salah satu yang memeriksakan diri.. biasanya sih para suami yang tidak mau diperiksa kondisi kesehatan reproduksinya.. and i think that was bodoh and pengecut..
Bodoh, karena jika yang bermasalah adalah sperma kan bisa segera diobati? Yang kedua, test2 itu tidak murah... jika sang istri diperiksa macem2 dan ternyata yang bermasalah suami.. kan ya buang2 duit??
Pengecut, karena aku pikir pria yang tidak mau diperiksa kesehatan reproduksinya, berarti merasa ke-maskulinannya hanya diukur dari kemampuannya menghamili (hehehe... vulgar).. dan dia tidak berani untuk mengetahui kebenaran tentang kondisi dirinya.
Aku bersyukur karena aku dan suami sangat kompak dalam mengatasi masalah ini..